Politik Uang, Salah Satu Jalan Ninja Memenangkan Pemilihan

Politik uang atau yang sering di dengar dengan bahasa yang lebih keren yaitu "Money Politik" sudah semakin sering didengar setiap pemilihan dilakukan baik ditingkat pemilihan kepala desa dan organisasi sampai pada level Pilkada, Pilgub sampai Pilpres.

Politik dan uang saat ini tidak lagi bisa di pisahkan , seolah-olah hanya orang-orang yang berduit yang bisa menjadi pejabat atau pimpinan. Hampir semua kebutuhan politik membutuhkan uang, motor pengerak utama adalah uang. Meskipun kekuatan figur masih bisa diandalkan tetapi itu tidak saja cukup untuk menjadi modal

Politik uang atau money politik adalah salah satu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang yang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang ataupun barang. ( Wikipedia )

Baca Juga : Pengertin Politik Dinasti Dan Penyebab Lahirnya

Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang umumnya dilakukan simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang Hari H pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang atau sembako, antara lain beras, minyak goreng, gula dll. Agar dapat menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya saat pemilihan.

Yang menjadi pertanyaan politik uang muncul karena elit politik atau masyarakat itu sendiri? Saat ini sangat sulit menemukan pemilih ideologi atau memilih karena kesamaan visi dan misi membangun wilayah, masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang sangat rendah kepada pemimpin atau calon pemimpin mereka, sehingga selalu ada anggapan bahwa "siapapun yang jadi saya akan tetap seperti ini, pekerjaan saya akan tetap seperti ini" tanpa disadari bahwa memilih pemimpin yang baik itu akan mendatangkan juga manfaat, sebagai contoh petani jika memilih pemimpin yang baik dan dapat membangun infrastruktur jalan yang baik, maka pembeli gabah mereka akan memiliki nilai tawar yang cukup tinggi disebabkan infrastruktur yang baik.

Akhir - akhir ini adanya fenomena pada calon  Pemilihan Kepala Daerah atau PILKADA melawan Kotak Kosong ( KOKO ) adalah salah satu strategi untuk memenangkan Pilkada yang memang tidak melanggar hukum, sampai saat ini belum ada partai politik yang mau mengakui adanya "Mahar Politik" disetiap rekomendasi partai, tapi adanya fenomena calon yang mampu memborong partai politik dan mengalahkan calon yang dinilai memiliki figur yang kuat serta elektabilitas yang tinggi, membuat kita bertanya apa benar tidak ada mahar politik? tidak ada yang salah dengan ini, tapi hal ini sangat merugikan karena tidak adanya pilihan bagi masyarakat untuk memilih.

Baca Juga : Dahsyatnya Issu Politik Identitas

Politik uang masih sangat efektif dalam pemilihan saat ini dimana masyarakat sudah sangat cenderung menjadi pragmatis, akibat rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada calon yang ada. Dibeberapa pengalaman yang ada, masyrakat cenderung merubah pilihannya ketika mereka mendapatkan sesuatu dari calon. Adanya pemetaan yang dilakukan oleh konsultan maupun team sukses calon tentang wilayah-wilayah pemilihan yang pemilihnya masih mengambang atau cenderung pragmatis juga menjadi celah bagi team sukses maupun calon melakukan money politik.

Baca Juga : Perbedaan Black Campaign (Kampanye Hitam) dan Negative Campaign

Uang dan Politik juga tidak bisa terpisahkan, seorang calon harus benar-benar memiliki modal setidaknya mereka mempunyai penyokong dana disetiap kontestasi pemiihan, disebabkan biaya pemilihan dan kampanye yang sangat mahal, meningkatkan popularitas dan elektabilitas bagi seorang calon membutuhkan biaya yang cukup mahal, strategi politik dan membangun jaringan kebawah semuanya membutuhkan pembiayaan. Serta adanya wilayah wilayah yang ditemukan pemilih pragmatis membuat pembiayaan akan semakin membengkak.

Mungkin sulit saat ini menghadirkan kembali pemilih ideologi, atau pemilih-pemilih yang benar-benar memilih karena visi dan misi yang mereka butuhkan dan lihat. Tetapi kita berharap masyarakat bisa jauh lebih cerdas untuk tidak menggadaikan suara mereka. Serta banyaknya muncul tokoh-tokoh perubahan yang benar-benar memiliki figur yang kuat dan bisa diterima masyarkat tanpa harus memberikan sesuatu. Tulisan ini sedikit banyak di pengaruhi oleh pengalaman penulis selama ini.


Comments

Popular posts from this blog

APPABOTTINGENG RI TANAH UGI II( PERKAWINAN DI TANAH BUGIS )

Mahar Bugis ( Dui Pappenre )

FILSAFAT ORANG BUGIS SEBELUM MERANTAU ( TIGA UJUNG )