Pengertian Wawasan Nusantara

-

 Pengertian Wawasan Nusantara

 

 Manusia dikenal juga dengan Zoon Politicon yang bermakna manusia sebagai makhluk yang bermasyarkat. kegiatan bermasyarakat dengan demikian menjadi ciri khas manusia jika dibanduingkan dengan makhluk lainnya pada tahapan paling dasar, hubungan manusia dengan manusia lainnya tercermin dalam hubungan antar personal seperti keluarga dan bertetangga. sementara itu taraf paling tinggi dari hubungan sosial manusia terdapat pada hubungan antar bangsa dan negara. Oleh karenanya dibutuhkan sebuah konsep untuk menjaga keutuhan suatu bangsa yang berhubungan dengan falsafah bangsa, ideologi negara, serta cita - cita nasional.

baca juga : Pengertian Geopolitik secara sederhana 

   Geopolitik di Indonesia juga dikenal dengan nama Wawasan Nusantara. Wawasan ini berasal dari bahasa Jawa yaitu wawas atau mawas yang bisa diartikan yaitu memandang sesuatu. secara istilah, wawasan didefinisikan sebagai sudut pandang atau cara melihat sesuatu. Maka wawasan nusantara bisa diterjemahkan sebagai cara pandang kenusantaraan sebagai sebuah wilayah dari negara. Geopolitik Indonesia yang juga disebut Wawasan Nusantara ini merupakan pondasi kewarganegaraan yang mesti diajarkan agar segenap bangsa Indonesia memahami hakikat berbangsa dan bernegara. Terutama sekali, Wawasan Nusantara mampu mengantarkan bangsa Indonesia menggapai cita - cita bangsa menuju abad kejayaan.

   Setidaknya ada tiga faktor kunci yang harus dibahas oleh sebuah bangsa yaitu :

    1. Bumi atau wilayah tempat bangsa itu berada

    2. Rakyat yang menjadi jiwa bangsa.

    3. Lingkungan atau kawasan yang memiliki batasan

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

APPABOTTINGENG RI TANAH UGI II( PERKAWINAN DI TANAH BUGIS )

-
Image
Proses peminangan telah berakhir satu demi satu yang di tandai dengan diserah – terimahkannnya balasan seutas “ Cincin Pengikat “   atau berupa “ Buah Pala “ yaitu simbol Yaitu simbol “ KEMENANGAN “. PALA dalam bahas bugis berarti “   Menang “. Proses peminanangan ini biasa pula disebut “ MAPPETU ADA “ atau “ MAPPASIAREKENG ”   yang berarti “ Memutuskan dan Mengukuhkan Permufakatan “ kedua keluarga besar.   Di Tanah Bugis, ada suatu tanggapan yang senantiasa dipelihara hingga saat ini yaitu, ada suatu tanda kesungguhan hati dari kedua belah pihak untuk menepati janji dalam mewujudkan rencana pernikahan putra atau putrinya. Anggapan tersebut sepertinya tabu untuk diabaikan yaitu dilarangnya calon mempelai untuk bepergian, oleh karena sangat sensitif atau dikwatirkan terkena musibah atau tertimpa bencana. Masa inilah disebut dengan “ ARAFO – RAFONNA “ artinya “ Saat –saat paling sensitif “. Bagi setiap calon pengantin baik pria maupun wanita. Ø   MADDUPPA ( MANGUNDANG ) Ang
Read more

Mahar Bugis ( Dui Pappenre )

-
Image
Uang Mahar Dalam Suku Bugis sedikit berbeda dengan suku lain di Indonesia, karena uang mahar dihitung dari berbagai aspek serta kebutuhan mempelai wanita sehingga terdapat jumlah tertentu yang jumlahnya terkadang banyak. 1. Sapi 2. Indo Botting ( Perias Pengantin, Dan Segala Hias Dan Dekorasi Rumah sampai dengan Tenda Tamu ) Semacam Event organizer 3. Strata Sekolah. 4. Pekerjaan Wanita. 5. Status perawan atau janda. Baca Juga : Filsafat Orang Bugis Sebelum Merantau , Appaobottingeng Ri Tanah Ogi  ,                      Appabottigeng Ri Tanah Ogi II Inilah beberapa Aspek Sehingga Membuat Uang Pannaik / Mahar Bugis Terkadang Jumlahnya tidak masuk akal. Dibalik ini juga ada makna dari Mahalnya Mahar atau uang pannaik. Bagaimana suku bugis begitu menghargai seorang wanita. 
Read more

FILSAFAT ORANG BUGIS SEBELUM MERANTAU ( TIGA UJUNG )

-
Image
Fatwa ini disampaikan oleh Arung Matowa Wajo yang fatwa tersebut dikenal dengan filsafat “ 3 (tiga ) Ujung “ yaitu : 1.        Fakanjanki cappa’ Lilamu Artinya, Pelihara Ujung lidah, 2.        Fakanjakki Cappa Kawalimu   Artinya Pelihara ujung badik, 3.        Fakanjaki Cappa Farewamu   Artinya Pelihara ujung zakar. b             Baca Juga : Falsafah hidup orang bugis 1.        Memelihara   ujung lidah, yang berrati harus berkata baik dan benar, sehingga tidak menyinggung orang lain. 2.        Memelihara ujung badik, bahwa dia tidak akan menggunakan senjatanya tanpa alasan yang kuat, sebaliknya tidak ragu-ragu menggunakan apabila kebenaran berada pilihannya, demi menjaga siriknya ( Malu ). 3.        Memelihara ujung kemaluan, yang artinya dimana perlu dan kalau memang ada jodoh dia tidak berpantang untuk mengawini orang dari suku lain, yang penting baik-baik, dan dapat hidup rukun.
Read more